Netanyahu Kecam Negara Barat Akui Palestina: "Membunuh Orang Yahudi Membawa Hasil"

 



JAKARTA, penanuswantara.online  – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan kritik tajam kepada negara-negara Barat yang memberikan pengakuan terhadap negara Palestina. Ia menuduh langkah tersebut sebagai pesan yang berbahaya, seolah-olah menyatakan bahwa "membunuh orang Yahudi akan membuahkan hasil."

Pernyataan keras ini disampaikan Netanyahu saat berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam pidatonya, Netanyahu mengecam sejumlah sekutu utama Amerika Serikat yang, menurutnya, telah memperburuk isolasi internasional Israel terkait operasi militernya yang telah berlangsung hampir dua tahun melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

“Minggu ini, pemimpin Prancis, Inggris, Australia, Kanada, dan beberapa negara lain memberikan pengakuan tanpa syarat kepada negara Palestina,” kata Netanyahu, Jumat (26/9/2025).
“Mereka melakukannya setelah kekejaman yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 — kekejaman yang disambut oleh hampir 90% warga Palestina saat itu,” tambahnya.

Ia kemudian menegaskan pesan yang menurutnya dikirimkan oleh negara-negara Barat kepada Palestina.
“Pesannya jelas: ‘Membunuh orang Yahudi membawa hasil,’” tegas Netanyahu.

Konflik yang Tak Berujung

Netanyahu juga kembali menolak keras pendirian negara Palestina, menegaskan bahwa pemerintahan sayap kanan yang dipimpinnya tidak akan pernah menyetujui pembentukan negara tersebut, terutama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, berdasarkan data pemerintah Israel.

Di sisi lain, serangan balasan Israel telah menimbulkan kehancuran besar di Gaza. Pejabat kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut lebih dari 65.000 warga Palestina tewas akibat agresi militer Israel, sementara sebagian besar wilayah Gaza rata dengan tanah.

Walkout dan Aksi Protes

Pidato Netanyahu memicu aksi protes besar. Sejumlah delegasi negara walkout meninggalkan ruang sidang ketika Netanyahu naik ke podium. Meski demikian, sebagian hadirin di balkon memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk dukungan terhadap Israel.

Sementara itu, ribuan demonstran pro-Palestina memblokade lalu lintas di sekitar Times Square, New York, sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Israel di Gaza.

“Seiring waktu, banyak pemimpin dunia menyerah pada tekanan,” ujar Netanyahu.
“Mereka tunduk pada media yang bias, konstituen radikal, dan massa antisemit. Ada pepatah yang mengatakan, ‘Ketika situasi sulit, yang tangguh akan terus maju.’ Tetapi banyak negara di sini justru menyerah ketika situasi menjadi sulit,” sindirnya.

Ia juga mengklaim bahwa secara tertutup, beberapa pemimpin negara yang mengkritik Israel justru mengucapkan terima kasih secara pribadi atas peran intelijen Israel yang disebutnya berulang kali menggagalkan rencana serangan teror di ibu kota negara mereka.

Reaksi Dunia Internasional

Pernyataan Netanyahu langsung menuai kecaman dari berbagai pihak. Kantor media pemerintah Gaza menuduh pidato Netanyahu penuh "kebohongan dan kontradiksi", serta menyebutnya sebagai "upaya putus asa untuk membenarkan kejahatan perang dan tindakan genosida."

Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin, yang berbicara setelah Netanyahu, mengutuk keras operasi militer Israel di Gaza.
“Tindakan Israel menunjukkan pengabaian terhadap semua norma, aturan, dan hukum internasional,” ujarnya.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sebelumnya telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang dalam konflik Gaza. Namun, Israel menolak yurisdiksi ICC dan membantah keras tuduhan tersebut.
Netanyahu sendiri menyebut tuduhan itu sebagai "fitnah palsu" yang tidak berdasar.

Dengan semakin banyak negara yang mendukung pengakuan terhadap Palestina, ketegangan diplomatik Israel dengan dunia internasional diprediksi akan semakin meningkat, sementara konflik di Gaza masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama