KEDIRI, penanuswantara.online – Aktivitas pengawasan vulkanologi Gunung Kelud kini sepenuhnya dipusatkan di pos pemantauan wilayah Kediri, setelah peralatan utama di stasiun pemantauan Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, dilaporkan hilang dicuri pada Selasa (9/9/2025).
Petugas pemantau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Kelud, Budi Prianto, menjelaskan, kehilangan itu pertama kali diketahui setelah sistem pemantauan Gunung Kelud tiba-tiba mengalami gangguan teknis.
“Setelah kami cek ke lokasi di Stasiun Jura, ternyata pintu pos sudah dalam keadaan terbuka dan semua peralatan di dalamnya hilang dibawa pelaku,” ungkap Budi, Rabu (10/9).
Peralatan Bernilai Tinggi Raib
Budi mengungkapkan, satu set perangkat yang hilang di antaranya:
Global Navigation Satellite System (GNSS) merk Leica GR30+,
Global Positioning System (GPS) Geodetik,
Seismik Broadband Certimus,
Kabel grounding,
Aki,
Switch hub.
Menurutnya, peralatan tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi, yakni di atas Rp 300 juta per unit. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar.
“Alat ini bukan hanya mahal, tetapi juga sangat vital untuk keselamatan masyarakat, khususnya wisatawan dan pendaki yang berkunjung ke Gunung Kelud,” tegas Budi.
Ancaman Terhadap Keselamatan Wisatawan
Budi menjelaskan, hilangnya perangkat pemantauan membuat deteksi dini aktivitas vulkanik menjadi terganggu. Hal ini berpotensi menunda proses evakuasi jika terjadi peningkatan aktivitas gunung.
“Dengan alat itu hilang, kami kehilangan sebagian kemampuan untuk melakukan pemantauan cepat. Jika aktivitas vulkanik meningkat, informasi bisa terlambat diterima,” jelasnya.
Meski demikian, Budi memastikan pemantauan masih bisa dilakukan berkat keberadaan alat pemantau di wilayah Kediri yang masih berfungsi normal.
“Jika terjadi peningkatan aktivitas, sistem di Kediri masih bisa memantau dengan baik,” ujarnya.
BPBD Kediri: Pemantauan Masih Terkendali
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, mengaku langsung melakukan koordinasi setelah mendapat laporan hilangnya alat tersebut.
“Kami langsung memastikan dengan pihak PVMBG di Kediri, dan dipastikan alat pemantau di wilayah Kediri masih aman dan tidak terpengaruh kasus ini,” kata Djoko.
Djoko juga menegaskan, selama ini BPBD rutin berkoordinasi dengan PVMBG untuk memastikan pemantauan aktivitas Gunung Kelud berjalan optimal. Dengan adanya alat yang masih berfungsi di Kediri, pengawasan tetap dapat dilakukan secara otomatis tanpa perlu pemantauan manual.
Prediksi Erupsi Berikutnya
Djoko menyebut, melihat siklus letusan Gunung Kelud, kemungkinan gunung yang berada di perbatasan Kediri, Blitar, dan Malang itu baru akan erupsi kembali sekitar tahun 2032.
“Saat ini, Gunung Kelud masih dalam fase pengisian dapur magma. Bahkan setelah penuh, tidak serta-merta langsung meletus karena ada jeda waktu sebelum terjadi erupsi,” paparnya.
Langkah Pencegahan
Pihak PVMBG dan BPBD berkomitmen memperketat keamanan di sekitar pos pemantauan agar kasus pencurian tidak terulang kembali.
“Kami berharap ada peningkatan pengawasan dan kerja sama dengan pihak kepolisian untuk menjaga peralatan penting ini, karena fungsinya vital bagi mitigasi bencana,” tutup Budi.
Dengan kejadian ini, Gunung Kelud sementara hanya dipantau dari pos Kediri, sambil menunggu langkah selanjutnya terkait penggantian peralatan yang hilang.(RED.AL)
Posting Komentar