Jakarta, penanuswantara.online – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa Siklon Tropis Senyar resmi melemah pada 27 November 2025 pukul 07.00 WIB. Meski demikian, dampaknya masih terasa kuat karena sehari sebelumnya sistem ini sempat mendekati wilayah Aceh dan memicu hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem di Aceh dan Sumatera Utara.
Siklon Tropis Senyar sendiri berasal dari bibit siklon tropis 95B yang mulai teridentifikasi pada 21 November 2025 dini hari di kawasan Selat Malaka, tepat di sebelah timur Aceh. Menurut Research Center for Climate Change Universitas Negeri Padang, kemunculan siklon tropis di sekitar Aceh tergolong langka karena secara teori pembentukannya memerlukan jarak minimal lima derajat dari garis khatulistiwa.
Pusat riset tersebut menyebut fenomena ini sebagai indikasi pemanasan laut global yang semakin nyata. Meningkatnya suhu permukaan laut diduga memperluas area tumbuhnya siklon tropis hingga mendekati wilayah yang sebelumnya dianggap aman.
BMKG mencatat beberapa wilayah menerima curah hujan ekstrem selama 25–27 November 2025. Di antaranya:
Aceh Utara, Aceh: 310,8 mm/hari
Medan, Sumatera Utara: 262,2 mm/hari
Tapanuli Tengah, Sumatera Utara: 229,7 mm/hari
Padang Pariaman, Sumatera Barat: 154 mm/hari
Hujan ekstrem ini dipicu oleh struktur awan masif yang terbentuk dari sistem Senyar.
Walau Siklon Senyar melemah, BMKG menegaskan bahwa sistem pasca-siklon atau Tropical Depression (TD) Ex-Senyar masih aktif dan mempengaruhi pola cuaca Indonesia.
Analisis satelit BMKG pada Sabtu (29/11/2025) pukul 12.30 WIB menunjukkan posisi TD Ex-Senyar berada di Laut Cina Selatan, barat laut Tarempa, pada koordinat 5,1° LU – 105,3° BT. Kecepatan angin maksimum terpantau mencapai 30 knot dengan tekanan minimum 1006 hPa.
BMKG memperkirakan sistem ini dapat kembali menguat hingga mencapai 35 knot saat bergerak ke timur laut, sehingga berpotensi naik menjadi siklon tropis kategori 1.
Sistem ini diperkirakan masih memengaruhi cuaca Indonesia hingga 30 November 2025 dengan dampak berikut:
Hujan lebat–sangat lebat: Kepulauan Riau
Hujan sedang–lebat: Sumatera Barat, Jambi, Riau
Angin kencang: Kepulauan Riau
Gelombang sedang (1,25–2,5 m): Perairan Kep. Bintan–Lingga, Selat Karimata bagian utara, Laut Natuna, Perairan selatan Kep. Anambas, Perairan Natuna–Anambas
Gelombang tinggi (2,5–4,0 m): Perairan utara Kep. Anambas
Dalam pernyataan resminya, BMKG menambahkan bahwa peluang TD Ex-Senyar untuk kembali berkembang menjadi siklon tropis dalam 12 jam ke depan masih berada pada kategori tinggi.
Selain Senyar, sejumlah dinamika atmosfer regional dan global turut memicu potensi hujan lebat di berbagai wilayah Indonesia. BMKG menyebut daerah-daerah berikut perlu meningkatkan kewaspadaan:
Jawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Papua Pegunungan
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, tanah longsor, dan terganggunya akses transportasi yang dapat terjadi akibat perubahan cuaca mendadak.
Jika Anda ingin berita ini dibuat dalam gaya lebih dramatis, lebih lugas, atau lebih ilmiah, beri tahu saya—saya bisa sesuaikan.(RED.AL)

Posting Komentar