Wujudkan Pendidikan Toleransi, Wali Kota Kediri Resmikan Tiga Tempat Ibadah di Sekolah Moderasi Beragama

  


KEDIRI, penanuswantara.online  – Nilai toleransi dan moderasi beragama kini semakin kuat ditanamkan di lingkungan pendidikan Kota Kediri. Melalui pendekatan pendidikan inklusif, para pelajar dididik untuk memahami, menghormati, dan hidup berdampingan dengan perbedaan keyakinan sejak dini.

Langkah konkret ini terlihat dari peresmian tiga tempat ibadah baru di SMP Negeri 1 Kediri oleh Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswari, Rabu (5/11/2025). Dengan peresmian tersebut, SMPN 1 Kediri resmi menjadi sekolah moderasi beragama kedua di Kota Kediri setelah SMPN 4 Kediri.

Vinanda mengatakan, keberadaan tempat ibadah lintas agama di sekolah menjadi bagian penting dari upaya membangun karakter siswa yang toleran dan berjiwa kebangsaan.

“Dengan adanya sekolah moderasi beragama, anak-anak bisa belajar langsung tentang makna toleransi dan keberagaman. Mereka tidak hanya memahami agamanya sendiri, tapi juga belajar menghargai keyakinan teman-temannya,” ujar Vinanda dalam sambutannya di acara dies natalis SMPN 1 Kediri.

Sekolah moderasi beragama di SMPN 1 Kediri kini memiliki fasilitas lengkap berupa Gereja Kristen El Shaddai untuk umat Kristen, Ruang Agama Katolik Santo Yohanes PaulusMasjid Al Ikhlas untuk umat Islam, serta pura dan wihara yang berdiri berdampingan sebagai simbol kerukunan antarumat beragama.

“Tempat ibadah ini bukan hanya tempat berdoa, tapi juga ruang pembelajaran hidup rukun dalam perbedaan,” tambah Vinanda.

Peresmian tersebut turut dihadiri perwakilan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kantor Kementerian Agama Kota Kediri, serta tokoh-tokoh lintas agama. Dalam kesempatan itu, Vinanda juga meninjau langsung kondisi lima tempat ibadah yang telah rampung dibangun di lingkungan sekolah.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kediri, Satriyani Widyawati Rahayu, menjelaskan bahwa pembangunan tempat ibadah ini merupakan hasil kolaborasi sekolah dengan Pemkot Kediri dan Dinas Pendidikan.

“Tahun ini kami melengkapi tempat ibadah untuk agama Hindu dan Buddha. Masjid Al Ikhlas yang baru saja direnovasi kini juga bisa menampung lebih dari seribu siswa,” ungkap Satriyani.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri, Mandung Sulaksono, menambahkan bahwa program sekolah moderasi beragama akan terus dikembangkan hingga menjangkau seluruh SMP negeri di Kota Kediri.

“Sekarang baru dua sekolah, dan target kami seluruh SMP Negeri 1 sampai 9 akan menerapkan konsep serupa. Kami akan bekerja sama dengan FKUB dan Kemenag agar pelaksanaannya berjalan efektif,” jelas Mandung.

Ia menegaskan, keberadaan sekolah moderasi beragama bukan hanya soal fasilitas tempat ibadah, tetapi juga integrasi nilai-nilai moderasi dalam kurikulum pembelajaran.

“Anak-anak bisa berdiskusi lintas agama di ruang moderasi beragama dengan pendampingan guru masing-masing. Ini penting agar mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan penghalang,” tegas Mandung.

Dengan semakin banyaknya sekolah yang menerapkan konsep moderasi beragama, Pemkot Kediri berharap semangat toleransi, saling menghargai, dan kebersamaan terus mengakar kuat di kalangan generasi muda — menjadikan Kota Kediri sebagai kota yang damai, rukun, dan penuh keberagaman.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama