Jakarta, penanuswantara.online – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa genangan banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatera secara bertahap mulai menurun. Empat hari cuaca cerah beruntun membuat debit air menyusut, namun kerusakan infrastruktur masih menjadi hambatan utama distribusi bantuan.
“Sebagian besar wilayah sudah kering. Namun sejumlah akses jalan dan jembatan terputus, ini yang masih menghambat penyaluran bantuan,” ujar Kepala BNPB, Suharyanto, saat dihubungi pada Selasa (2/12/2025).
Kayu Gelondongan Serbu Permukiman, Evakuasi Dimulai
Terkait fenomena kayu gelondongan besar yang terseret banjir hingga memasuki rumah warga, BNPB memastikan lokasi tersebut berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
Menurut Suharyanto, alat berat telah diturunkan untuk membersihkan material kayu yang menggunung. BNPB juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk percepatan penanganan.
“Kayu-kayu besar itu berasal dari Tapsel. Alat berat lokal sudah bekerja, Kementerian PU sudah masuk ke lokasi, dan BNPB turut mengirim mesin senso hingga pompa alkon,” jelasnya.
Angka Korban Bertambah: 604 Meninggal, 1,5 Juta Warga Terdampak
Data terbaru Pusdatin BNPB per Senin (1/12) pukul 18.24 WIB menunjukkan peningkatan jumlah korban bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera.
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa angka tersebut merupakan pembaruan paling mutakhir.
“Data yang ditampilkan merupakan data terbaru,” tegasnya.
Rincian Update Data Korban Bencana Sumatera
Korban meninggal: 604 orang
Korban hilang: 464 orang
Korban luka-luka: 2.600 orang
Penduduk terdampak: 1,5 juta jiwa
Pengungsi: 570 ribu orang
Perincian berdasarkan wilayah:
Aceh:
Meninggal: 156
Hilang: 181
Luka: 1.800
Sumatera Barat:
Meninggal: 165
Hilang: 114
Luka: 112
Sumatera Utara:
Meninggal: 283
Hilang: 169
Luka: 613
Selain korban jiwa, BNPB mencatat kerusakan fisik yang cukup masif:
3.500 rumah rusak berat
4.100 rumah rusak sedang
20.500 rumah rusak ringan
271 jembatan rusak
282 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan
Situasi ini membuat penanganan darurat masih terus berjalan, termasuk pembenahan akses agar bantuan dapat menjangkau wilayah paling terisolasi.(red.al)

Posting Komentar