Petani Kediri Dapat Angin Segar, 10 Gapoktan Terima Bantuan Traktor Roda Empat dari Pemkab

  


Kediri,  penanuswantara.online  – Kabar gembira datang bagi para petani di Kabupaten Kediri. Jika sebelumnya mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk pengolahan lahan secara manual, kini beban itu berkurang setelah sepuluh gabungan kelompok tani (gapoktan) menerima bantuan traktor roda empat dari Pemerintah Kabupaten Kediri.

Penyerahan bantuan dilakukan di UPTD Pembenihan Pare, dengan disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Kediri, Dewi Mariya Ulfa, pada Kamis (6/11/2025).

“Traktor ini sudah berteknologi roda empat dan dilengkapi mesin diesel, sehingga jauh lebih kuat dan efisien untuk pengolahan lahan. Penggunaannya harus dilakukan secara bergiliran agar bisa dimanfaatkan bersama oleh seluruh anggota gapoktan,” ujar Dewi.

Menurut Dewi, penerima bantuan tidak hanya berasal dari kalangan petani padi, tetapi juga petani tebu dan jagung. Ia menambahkan, Pemkab Kediri telah mengajukan tambahan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) ke Kementerian Pertanian (Kementan) guna memperluas jangkauan penerima manfaat.

“Selain sepuluh unit yang diserahkan hari ini, kami juga mengajukan tiga unit tambahan agar lebih banyak petani bisa merasakan kemudahan teknologi pertanian secara gratis,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Sukadi, mengungkapkan bahwa dukungan terhadap sektor pertanian tidak hanya berhenti pada pemberian alat. Pihaknya kini tengah memperkuat program hilirisasi pertanian, mulai dari pembenihan, pengeringan, hingga produksi beras premium khas Kediri.

“Insya Allah sebelum akhir tahun kami sudah bisa memproduksi beras premium Kediri. Seluruh prosesnya — dari benih hingga pengemasan — dilakukan di daerah sendiri,” jelasnya.

Tak hanya itu, Dispertabun juga menjalin kerja sama dengan Food Station Tjipinang Jaya untuk pengadaan dryer dan kebutuhan pascapanen lainnya, sehingga rantai produksi petani bisa lebih efisien dan bernilai tambah tinggi.

Langkah lain yang sedang digalakkan adalah mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia melalui pembentukan koperasi gapoktan Palem Pare, yang beranggotakan 46 kelompok tani dari Kecamatan Papar, Plemahan, dan Pare.

Koperasi ini memproduksi pupuk organik padat dan cair merek Joyoboyo, yang telah lolos uji laboratorium dengan kadar NPK mencapai 7. Saat ini produk tersebut tengah dalam tahap uji coba lapangan sebelum diajukan izin edar ke Kementerian Pertanian.

“Selain di Pare, kami juga akan membentuk koperasi serupa di Purwoasri, Kunjang, Badas, Kandangan, Kepung, dan Puncu. Target kami ada 10 koperasi yang menaungi 26 kecamatan dan 344 gapoktan di Kediri,” terang Sukadi.

Ia menjelaskan, dengan adanya aturan penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan, pemerintah desa dapat membeli pupuk organik hasil produksi koperasi. Skemanya, desa besar bisa mengalokasikan hingga Rp 30 juta, desa sedang Rp 25 juta, dan desa kecil Rp 20 juta untuk pembelian pupuk tersebut.

“Distribusi pupuk organik akan diawasi langsung oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas agar tepat sasaran. Kami ingin memastikan setiap hektare lahan petani benar-benar mendapat manfaat dari inovasi ini,” tegas Sukadi.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama