JAKARTA, penanuswantara.online – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rancangan perdamaian untuk mengakhiri konflik bersenjata di Gaza, yang mendapat dukungan langsung dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Rencana tersebut menekankan penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza, pembentukan badan internasional untuk melucuti persenjataan Hamas, serta mendemiliterisasi jalur yang selama ini terblokade.
Trump juga menyampaikan akan membentuk sebuah Dewan Perdamaian yang beranggotakan tokoh dunia, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Nantinya, dewan ini akan mengawasi transisi pemerintahan sementara di Gaza. Dalam skema tersebut, Hamas sama sekali tidak diberi ruang untuk berperan dalam pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mengutip BBC International, seorang pejabat Palestina menyebut ada 20 poin dalam dokumen itu, sementara Al Jazeera melaporkan terdapat 21 poin dalam usulan perdamaian versi Trump.
Isi Pokok Proposal Perdamaian Trump
Beberapa poin utama yang dirangkum dari berbagai sumber internasional:
Penghentian operasi militer segera, dengan garis pertempuran dibekukan hingga proses penarikan bertahap dimulai.
Hamas diwajibkan menyerahkan senjata dalam 72 jam, termasuk penghancuran terowongan dan fasilitas senjata, serta penyerahan semua sandera.
Untuk setiap jenazah sandera Israel yang dikembalikan, Israel akan menyerahkan 15 jenazah warga Gaza.
Setelah kesepakatan disetujui, bantuan kemanusiaan segera masuk ke Gaza.
Komite teknokrat Palestina akan memimpin pemerintahan sementara, diawasi oleh Dewan Perdamaian.
Tony Blair dan sejumlah tokoh internasional akan duduk dalam dewan tersebut.
Proposal juga menitikberatkan pada pembangunan ekonomi Gaza pascaperang.
Israel dilarang menduduki atau mencaplok Gaza, pasukan akan mundur bertahap.
Warga Gaza tetap tinggal di wilayahnya, dengan janji pembangunan dan stabilitas.
Hamas dilarang terlibat dalam pemerintahan Gaza.
Proposal membuka jalan menuju pembentukan negara Palestina di masa depan.
Trump menyebut rencananya ini sebagai “hari bersejarah bagi perdamaian” ketika diumumkan di Gedung Putih bersama Netanyahu.
Respons Dunia Internasional
Sejumlah negara besar Muslim menyatakan mendukung rencana Trump ini. Laporan BBC dan AFP menyebut, ada delapan negara Arab dan Muslim yang menyambut baik inisiatif tersebut, yakni: Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, Pakistan, dan Indonesia.
Negara-negara itu sebelumnya menggelar pembicaraan dengan Trump di sela-sela Sidang Umum ke-80 PBB di New York. Mereka menegaskan komitmen untuk terlibat aktif dalam memastikan implementasi kesepakatan tersebut.
Qatar disebut memainkan peran penting sebagai mediator, sementara Arab Saudi diyakini memandang rencana ini sebagai langkah menuju normalisasi hubungan dengan Israel. Indonesia bahkan disebut bersedia mengirim pasukan perdamaian ke Gaza, sedangkan Pakistan berharap bisa memperkuat relasi dengan Washington melalui dukungan ini.(red.al)
Posting Komentar