Pemdes Ngasem Bangun Rest Area Baru di Atas Tanah Kas Desa, Targetkan Tambah Pendapatan Asli Desa

  


Kediri, penanuswantara.online  — Pemerintah Desa (Pemdes) Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, tengah menyiapkan pembangunan rest area baru sebagai upaya meningkatkan pendapatan asli desa (PAD). Proyek strategis ini berdiri di atas lahan tanah kas desa (TKD) seluas sekitar 350 ru dan dirancang menjadi kawasan terpadu yang ramah UMKM dan pengunjung.

Kepala Desa Ngasem, Yuhari, menjelaskan bahwa pembangunan rest area bukan hal baru bagi desanya. Pada tahun 2017 lalu, Pemdes juga telah membangun rest area di sisi timur Koramil dengan memanfaatkan dana desa.

“Rest area pertama itu dikelola oleh kelompok UMKM Desa Ngasem. Di sana ada berbagai usaha seperti kafe, pujasera, kuliner tradisional termasuk nasi pecel pincuk yang bahkan sering didatangi Mas Bupati,” ujar Yuhari, Jumat (31/10/2025).

Rest area lama itu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga. Pada malam hari, kawasan tersebut ramai dengan angkringan dan lapak kuliner yang dikelola oleh Karang Taruna. Selain area usaha, lokasi itu juga dilengkapi fasilitas pelayanan masyarakat seperti Poskesdes dan bangunan milik Bumdes.

Untuk pengembangan berikutnya, Pemdes Ngasem berencana membangun sport center di lahan belakang Koramil sebagai sarana olahraga warga. Sementara itu, rest area baru yang sedang dibangun akan dilengkapi dengan galeri ATM dan area parkir luas.

“Rest area kedua ini letaknya strategis, berhadapan langsung dengan warung Sate Jumangin yang setiap hari ramai pengunjung. Jadi bisa disewakan untuk parkir dan menjadi tambahan pemasukan bagi desa,” terang Yuhari.

Pembangunan galeri ATM dilakukan karena minimnya fasilitas transaksi tunai di sepanjang jalur utama Desa Ngasem. Pemdes akan menjalin kerja sama dengan sejumlah perbankan agar masyarakat bisa bertransaksi dengan mudah dan biaya lebih murah.

Saat ini proyek rest area masih dalam tahap penimbunan tanah dan pembangunan fondasi. Lahan tersebut sebelumnya merupakan tanah sewa warga yang produktivitasnya rendah.

“Lahan TKD itu dulunya disewakan, tapi banyak penyewa mengeluh karena tanahnya kurang subur. Jadi kami alihfungsikan saja menjadi rest area agar bisa memberi nilai tambah bagi desa,” imbuhnya.

Namun, progres pembangunan sempat terhambat akibat adanya perubahan prioritas anggaran dana desa yang dialihkan untuk program ketahanan pangan nasional. Meski demikian, Yuhari optimistis pembangunan rest area ini akan rampung sesuai target.

“Kami berharap rest area ini nanti bisa menjadi ikon baru Desa Ngasem sekaligus meningkatkan PAD melalui sektor usaha dan layanan publik,” pungkasnya.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama