China dan Taliban Tegas Tolak Rencana Trump Kuasai Lagi Pangkalan Bagram di Afghanistan

 



Kabul, penanuswantara.online  — China dan pemerintahan Taliban Afghanistan menolak keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berencana merebut kembali Pangkalan Udara Bagram. Trump berdalih, pangkalan strategis tersebut diperlukan Washington karena lokasinya berdekatan dengan infrastruktur nuklir utama milik China.

Penolakan itu dinilai sebagai bentuk ketegasan Taliban sekaligus mempertegas posisi Beijing yang menentang kehadiran militer asing di kawasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa masa depan Afghanistan harus sepenuhnya ditentukan rakyatnya sendiri.
“China menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah Afghanistan. Masa depan Afghanistan harus berada di tangan rakyat Afghanistan. Menambah ketegangan dan konfrontasi di kawasan tidak akan mendapat dukungan,” ujarnya, dikutip RT.

Sehari sebelumnya, diplomat Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Zakir Jalaly, juga menyampaikan sikap serupa. Ia menilai rakyat Afghanistan akan menolak kembalinya pasukan AS.
“Kabul dan Washington harus membangun hubungan ekonomi dan politik yang saling menghormati, tanpa mempertahankan kehadiran militer di Afghanistan,” katanya.

Pangkalan Bagram sendiri merupakan peninggalan Uni Soviet yang kemudian dikuasai militer AS selama dua dekade. Setelah penarikan pasukan pada 2021 yang berakhir dengan kegagalan, pangkalan tersebut kini berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Trump, dalam pernyataannya, menyebut penarikan pasukan oleh pemerintahan Joe Biden sebagai “aib” dan menuduh tanpa bukti bahwa China memanfaatkan pangkalan Bagram. Klaim itu langsung dibantah Kabul.

Dengan penolakan tegas dari Taliban dan dukungan China, wacana kembalinya pasukan AS ke Afghanistan dinilai akan semakin sulit terealisasi, sekaligus memperuncing ketegangan geopolitik di kawasan Asia Tengah.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama