Kediri, penanuswantara.online – Nama Puspa Sri Wulandari kini dikenal sebagai pengusaha kostum kreatif di Kota Kediri. Meski usianya hampir setengah abad, semangatnya untuk berkarya tidak pernah pudar. Dengan ketekunan dan kerja keras, ia berhasil mengubah keterampilan menjahit menjadi bisnis bernilai tinggi.
Wanita yang akrab disapa Puspa dan tinggal di Jalan Sultan Agung, Kota Kediri ini, awalnya tak langsung menekuni dunia kostum. Setelah mundur dari pekerjaannya sebagai penyiar radio, ia mencoba usaha konveksi kecil-kecilan dengan membuat celemek serta aksesori dapur. “Keahlian ini saya warisi dari ibu,” kenangnya.
Titik baliknya terjadi pada 2010. Saat itu, anaknya yang masih TK mengikuti parade budaya. Puspa membuat kostum untuk sang anak, dan ternyata orang tua murid lain ikut memesan. Modal awalnya berasal dari uang muka para pelanggan. “Saat itu saya hanya bermodal benang dan mesin jahit,” ujarnya.
Seiring waktu, Puspa mulai serius memproduksi kostum unik. Tantangan kreatif lebih besar dibandingkan membuat pakaian biasa. Setelah kostum-kostum itu menumpuk, ia mencoba strategi pemasaran digital. Pada 2012, dibantu suaminya yang seorang digital marketer, Puspa membuat website untuk memasarkan produknya. Respons pasar sangat positif, ditambah promosi dari mulut ke mulut.
“Respon bagus juga datang dari pelanggan yang puas lalu menceritakan ke teman-temannya,” ungkap alumnus Universitas Kadiri tersebut.
Kini, Puspa telah mengoleksi sekitar 800 kostum di galerinya yang beralamat di Jalan Sultan Agung No.47, Kediri. Kostumnya bervariasi, mulai dari karakter animasi, hewan, tumbuhan, profesi, hingga pesanan khusus. Hanya saja, ia jarang membuat kostum adat karena sudah banyak tersedia di persewaan pernikahan.
Omzet usahanya kini mencapai Rp5 juta hingga Rp10 juta per bulan. Namun, Puspa tak ingin terlena. Tantangan seperti minimnya acara perpisahan sekolah atau wisuda akibat efisiensi anggaran membuatnya harus terus berinovasi. “Sekarang event jarang digelar, itu yang bikin khawatir,” ucapnya.
Meski begitu, Puspa tetap optimis. Baginya, peluang tidak hanya terbatas di Kediri. Kostum buatannya sudah menembus pasar Jakarta, Surabaya, hingga Lampung. “Saya harus terus mengembangkan keterampilan dan memperluas pemasaran,” tekadnya.
Perjalanan Puspa menjadi bukti bahwa seorang ibu rumah tangga mampu berdaya, berkarya, dan menghasilkan penghasilan dengan semangat serta konsistensi. Dari sebuah mesin jahit sederhana, kini lahirlah ratusan kostum kreatif yang dikenal luas hingga luar daerah.(red.al)
Posting Komentar