KEDIRI, penanuswantara.online – Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memperkuat kolaborasi dengan petani tebu sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas produksi gula. Sinergi ini dianggap sebagai faktor kunci dalam menjaga keberlangsungan operasional pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1912.
General Manager PG Ngadiredjo, Wayan Mei Purwono, menegaskan bahwa hubungan harmonis dengan petani harus terus dibina, bahkan dengan pendekatan intensif.
“Ibaratnya, kalau perlu setiap hari silaturahmi dan bertemu petani, itu harus dilakukan. Karena keberhasilan pabrik ini sangat bergantung pada kerja sama dan kepercayaan mereka,” ujar Wayan saat ditemui di Kediri, Selasa (23/9/2025).
Petani sebagai Aset Utama
Wayan menyebut petani tebu adalah aset vital bagi PG Ngadiredjo. Karena itu, pihak manajemen berupaya memberikan rasa nyaman agar petani terus mengirimkan tebu ke pabrik.
Kolaborasi tidak hanya dilakukan saat proses penggilingan, tetapi sejak tahap awal, seperti perawatan tanaman.
“Kami hadir membantu petani, mulai dari penyediaan pupuk, herbisida, hingga dukungan saat proses tebang. Pada saat giling, kami juga mempercepat penjualan gula lewat lelang dan penjualan tetes, sehingga pembayaran kepada petani tidak mengalami keterlambatan,” jelasnya.
Kelola 12 Ribu Hektare Lahan
Saat ini, PG Ngadiredjo mengelola 12 ribu hektare lahan tebu, yang tersebar di wilayah Kediri dan sekitarnya.
85 persen lahan dimiliki oleh petani.
15 persen sisanya merupakan lahan milik pabrik gula.
“Data ini menunjukkan bahwa keberlangsungan pabrik sepenuhnya bergantung pada kemitraan dengan petani tebu,” kata Wayan.
PG Ngadiredjo memiliki kapasitas giling 6.000 TCD (ton cane day), yang berarti pabrik membutuhkan pasokan bahan baku tebu dalam jumlah besar setiap musim giling untuk memenuhi target produksi.
Target Produksi dan Investasi
Pada musim giling 2025, PG Ngadiredjo menargetkan:
10 juta kuintal tebu yang akan digiling.
Produksi gula sebesar 80 ribu ton.
Untuk mendukung target tersebut, manajemen pabrik telah menggelontorkan investasi Rp22 miliar untuk revitalisasi mesin dan infrastruktur. Fasilitas ini merupakan peninggalan era Belanda yang terus dimodernisasi agar tetap efisien.
Hari Tani Nasional: Seruan untuk Bersatu
Dalam momentum Hari Tani Nasional 2025, Wayan mengajak seluruh petani untuk memperkuat sinergi demi mencapai swasembada gula nasional pada 2027.
“Mari kita sukses bersama. Dengan kerja sama yang solid, kita bisa mewujudkan swasembada gula nasional di tahun 2027,” serunya.
Saat ini, PG Ngadiredjo membina 670 petani tebu, yang menjadi mitra utama dalam rantai produksi. Sinergi ini diharapkan tidak hanya memperkuat sektor pertanian di Kediri, tetapi juga mendukung ketahanan pangan nasional.(red.al)
Posting Komentar