KEDIRI, penanuswantara.online – Suasana pasar tradisional di Kota Kediri tampak berbeda pada Jumat pagi. Jika biasanya dipadati para ibu rumah tangga dengan pakaian santai, kali ini ratusan perempuan berseragam batik hitam-putih tampak memenuhi lorong-lorong pasar sambil memilih sayur, kebutuhan dapur, hingga jajanan tradisional.
Mereka adalah para guru dari berbagai sekolah di Kota Kediri yang serentak turun ke pasar tradisional sebagai bagian dari peringatan Hari Guru Nasional. Aksi ini sekaligus menjadi gerakan untuk menghidupkan kembali pasar tradisional dan mendukung ekonomi para pedagang kecil.
Berdasarkan pantauan JP Radar Kediri, total 1.500 guru berbelanja di 10 pasar tradisional, termasuk Pasar Setonobetek yang menjadi salah satu lokasi terpadat sejak pukul 06.00 hingga 08.00 WIB.
Dorong Pasar Tradisional Kembali Bergairah
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Kediri, Hery Purnomo, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, kehadiran ribuan guru di pasar menjadi bukti bahwa pasar tradisional masih menjadi tujuan belanja yang layak dan tetap relevan.
“Gerakan ini ajakan bagi masyarakat bahwa pasar tradisional kita bersih, nyaman, dan produknya berkualitas. Mari kembali meramaikan pasar lokal, tidak hanya mengandalkan pusat perbelanjaan modern,” ujar Hery saat ditemui di Pasar Setonobetek.
Ia juga mendorong agar kegiatan serupa dapat dilakukan secara berkelanjutan, bahkan melibatkan anggota KORPRI agar lebih banyak aparatur pemerintah ikut memberi contoh kepada masyarakat.
Dukung UMKM Lokal dan Program MAPAN
Sekretaris PGRI Kota Kediri, Yayuk S. Cahyaningsih, membenarkan bahwa aksi belanja massal ini merupakan inisiatif organisasi guru dalam menyemarakkan Hari Guru sekaligus mendukung pelaku UMKM.
“Aksi ini bagian dari komitmen kami untuk mendukung UMKM dan sejalan dengan program MAPAN milik Pemerintah Kota Kediri,” jelasnya.
Yayuk menambahkan, banyak guru dalam beberapa tahun terakhir lebih nyaman berbelanja di pasar modern. Melalui kegiatan ini, PGRI ingin mengubah kembali pola belanja masyarakat—khususnya guru—agar turut menggerakkan ekonomi pasar tradisional.
“Pasar tradisional Kota Kediri ini representatif, bersih, dan barangnya segar semua. Karena itu kami mengajak guru kembali berbelanja ke pasar rakyat,” tegasnya.(red.al)

Posting Komentar