KEDIRI, penanuswantara.online – Kabar baik datang dari sektor infrastruktur Jawa Timur. Pemerintah tengah mengebut pembangunan Jalan Tol Kediri–Tulungagung sepanjang 44,17 kilometer, yang ditargetkan rampung dan beroperasi penuh pada tahun 2026. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi salah satu tulang punggung konektivitas wilayah selatan Jawa Timur, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Pembangunan tol strategis ini membawa angin segar bagi masyarakat Kediri dan Tulungagung, karena jarak tempuh antarwilayah yang sebelumnya memakan waktu hingga dua jam, nantinya akan terpangkas menjadi hanya sekitar 30 menit.
Selain itu, jalan tol ini juga akan menjadi akses utama menuju Bandara Dhoho Kediri, dengan jarak tempuh sekitar satu jam dari sejumlah daerah sekitar.
“Kehadiran tol ini diharapkan dapat menjadi penghubung vital bagi mobilitas masyarakat, sekaligus memperlancar arus logistik dan investasi di kawasan selatan Jawa Timur,” ujar salah satu pejabat proyek dalam keterangannya.
Tol Kediri–Tulungagung tercatat memiliki nilai investasi mencapai Rp10,25 triliun dengan masa konsesi selama 50 tahun. Proyek ini resmi masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang meliputi proses pengadaan lahan, pembangunan konstruksi, hingga operasional dan pemeliharaan jangka panjang.
Tol ini juga menjadi kelanjutan dari ruas Tol Kertosono–Kediri, yang akan memperkuat jaringan transportasi di Jawa Timur bagian selatan. Infrastruktur ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing kawasan industri, perdagangan, dan pariwisata.
Menariknya, proyek ini berdiri di wilayah dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sekitar Rp2,49 juta per bulan, yang menandakan potensi besar peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal berkat dampak ekonomi dari pembangunan infrastruktur tersebut.
Proyek besar ini diinisiasi oleh PT Gudang Garam Tbk dan dikelola oleh anak perusahaannya, PT Surya Sapta Agung Tol. Kedua perusahaan ini sebelumnya juga terlibat dalam pembangunan Bandara Dhoho Kediri, yang kini menjadi bagian penting dari sistem transportasi terpadu di wilayah Kediri Raya.
Meskipun seluruh ruas tol ditargetkan rampung pada 2026, namun akses khusus menuju Bandara Dhoho diperkirakan sudah bisa beroperasi pada Oktober 2025. Hal ini diharapkan dapat mempercepat integrasi transportasi udara dan darat di kawasan tersebut.
Kehadiran Tol Kediri–Tulungagung tidak sekadar mempercepat perjalanan, tetapi juga menjadi katalis pertumbuhan ekonomi regional. Infrastruktur ini akan memangkas biaya logistik, memperlancar distribusi barang, serta membuka peluang investasi baru di sektor pariwisata, industri, dan perdagangan.
Pemerintah menegaskan, pembangunan tol ini merupakan bagian dari visi besar pemerataan ekonomi nasional, khususnya untuk menghidupkan koridor selatan Pulau Jawa yang selama ini dinilai belum berkembang seimbang dengan wilayah utara.
“Pembangunan tol ini bukan hanya memperpendek jarak, tetapi juga memperluas peluang. Ini langkah nyata pemerintah untuk membangun konektivitas dan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Dengan target operasional penuh pada 2026, Tol Kediri–Tulungagung diharapkan menjadi jalur strategis yang memperkuat mobilitas antarwilayah, membuka lapangan kerja baru, dan menghidupkan denyut ekonomi di kawasan selatan Jawa Timur.(red.al)

Posting Komentar