Kediri, penanuswantara.online — Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) menyalurkan bantuan dan santunan kepada para korban tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri, Jumat (10/10) siang.
Dalam keterangannya, Gus Ipul menegaskan bahwa seluruh korban, baik yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka-luka, akan mendapatkan santunan resmi dari pemerintah pusat.
“Insya Allah semua korban akan menerima santunan. Ini merupakan bentuk perhatian langsung dari Presiden. Beliau sangat prihatin dan memberikan atensi khusus terhadap peristiwa ini,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa dirinya telah menjenguk salah satu korban selamat bernama Haikal di RSUD Sidoarjo. Haikal adalah korban yang berhasil ditemukan hidup setelah lebih dari dua hari tertimbun reruntuhan bangunan.
“Haikal ditemukan pada Rabu sore, padahal kejadian terjadi hari Senin. Ia menjadi korban selamat pertama yang ditemukan setelah lebih dari satu hari tertimbun dan kini masih menjalani perawatan pascaamputasi kaki,” jelasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab negara, Kemensos menyalurkan santunan sebesar Rp15 juta bagi korban meninggal dunia, sementara Pemerintah Provinsi Jawa Timur menambah bantuan Rp10 juta per korban. Untuk korban luka, bantuan disesuaikan dengan kondisi fisik mereka.
“Selain uang santunan, bagi korban luka-luka kami siapkan alat bantu seperti kaki palsu, tongkat, atau kursi roda sesuai kebutuhan,” tutur Gus Ipul.
Tak hanya bantuan material, pemerintah juga menyiapkan program pendampingan psikososial dan pemberdayaan keluarga bagi para penyintas dan keluarga korban.
“Bantuan ini tidak berhenti pada uang tunai. Kami juga lakukan pendampingan psikologis dan sosial agar mereka bisa pulih secara mental dan ekonomi. Pendekatan kami menyeluruh — bukan hanya reaktif, tapi juga rehabilitatif,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa penanganan bencana ini dilakukan secara terpadu dan kolaboratif antara pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta pemerintah daerah setempat.
“Presiden telah memberikan arahan agar setiap kementerian terkait bergerak cepat dan bersinergi dengan pemerintah daerah. Tujuannya satu: memastikan seluruh korban dan keluarganya benar-benar mendapatkan perhatian penuh,” pungkasnya.
Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny menjadi duka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur. Pemerintah berharap seluruh proses pemulihan dapat berjalan lancar, dan para korban segera mendapatkan kembali harapan serta kehidupan yang lebih baik.(red.al)
Posting Komentar