Pemkot Kediri Perkuat Layanan “Lapor Mbak Wali 112”, Tangani 86 Ribu Panggilan Sepanjang 2025

  


KEDIRI, penanuswantara.online  – Pemerintah Kota Kediri terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis digital melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program “Lapor Mbak Wali 112” yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri, Kamis (6/11/2025) malam di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri.

Kegiatan evaluasi ini dihadiri oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Kediri Ferry DjatmikoKepala Diskominfo Ronny Yusianto, serta perwakilan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat langsung dalam penanganan layanan darurat dan pengaduan publik.

Dalam arahannya, Pj Sekda Ferry Djatmiko menegaskan bahwa program Lapor Mbak Wali 112 adalah inti dari sistem pelayanan publik di Kota Kediri — bukan hanya sekadar aplikasi pelaporan, melainkan simbol hadirnya pemerintah yang tanggap, cepat, dan peduli terhadap kebutuhan warganya.

“Program ini mencerminkan semangat pelayanan publik yang humanis dan responsif. Setiap laporan masyarakat harus ditangani cepat dan tuntas,” ujar Ferry.

Berdasarkan hasil evaluasi, layanan darurat 112 telah menerima lebih dari 86 ribu panggilan sejak April hingga Oktober 2025. Dari jumlah tersebut, 496 panggilan dikategorikan valid dan telah ditindaklanjuti secara langsung oleh petugas lapangan.

“Data ini membuktikan bahwa 112 berfungsi efektif sebagai kanal cepat tanggap di situasi darurat,” imbuhnya.

Meski dinilai berhasil, Ferry menekankan perlunya peningkatan pada dua aspek penting, yakni kecepatan respons (response time) dan perbaikan sarana-prasarana di setiap OPD yang menangani kegawatdaruratan.

Ia juga menyoroti pentingnya koordinasi solid antara Call Center 112, BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan Damkar agar penanganan di lapangan berjalan tanpa hambatan.

“Dalam situasi darurat, setiap detik berarti. Karena itu, sinergi antar lembaga harus betul-betul kuat,” tegas Ferry.

Selain itu, ia juga mendorong peningkatan fasilitas pendukung, seperti kendaraan siaga, sistem komunikasi cepat, hingga teknologi pelacakan lokasi. Dokumentasi setiap kasus pun harus diperkuat demi menjaga transparansi dan akuntabilitas publik.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya mendengar janji, tetapi melihat bukti kerja nyata pemerintah,” tandasnya.


Evaluasi Diskominfo: Ribuan Panggilan dan Inovasi Baru

Dalam paparannya, Kepala Diskominfo Kota Kediri Ronny Yusianto menjelaskan bahwa dari total 86.161 panggilan yang diterima selama periode April–Oktober 2025, terdapat:

  • 496 panggilan valid,

  • 18.557 prank call (21,54%),

  • 65.024 ghost call (75,47%), dan

  • 2.084 panggilan informasi umum (2,42%).

Jenis laporan yang paling sering masuk berkaitan dengan hewan buas, permintaan ambulans, kecelakaan lalu lintas, serta permasalahan sosial seperti ODGJ dan orang terlantar.

Selain layanan darurat, kanal Chatbot WhatsApp Lapor Mbak Wali 112 juga aktif menerima pengaduan non-darurat, seperti bantuan sosial, penerangan jalan, pemangkasan pohon, pendidikan, dan PDAM.

“Partisipasi masyarakat yang tinggi menunjukkan meningkatnya kesadaran warga terhadap kanal aduan resmi pemerintah,” jelas Ronny.

Berdasarkan hasil survei kepuasan masyarakat, layanan 112 mendapat nilai 4,86 dari 5 berdasarkan 1.185 responden. Capaian ini mencerminkan tingkat kepercayaan publik yang tinggi terhadap kecepatan dan keandalan sistem.

Diskominfo juga telah menghadirkan sejumlah inovasi, di antaranya:

  • Migrasi sistem darurat ke Call Center 112,

  • Verifikasi akun WhatsApp resmi bercentang biru,

  • Fitur “Filter 0” untuk menekan prank call, dan

  • Sosialisasi langsung ke kelurahan, RT/RW, PKK, LPMK, dan Karang Taruna untuk edukasi pemanfaatan layanan.

“Kami ingin Lapor Mbak Wali 112 bukan hanya menjadi kanal reaktif, tapi sistem prediktif yang bisa membaca tren masalah warga dan memberikan solusi,” tutup Ronny.

Dengan penguatan sistem dan koordinasi lintas instansi, Pemkot Kediri menegaskan komitmennya menjadikan Lapor Mbak Wali 112 sebagai ikon pelayanan publik modern — berbasis teknologi, cepat dalam respon, dan tetap hangat dalam sentuhan kemanusiaan.

“Inilah wajah baru pelayanan publik Kota Kediri. Modern secara digital, tapi tetap menyentuh secara sosial,” pungkas Ferry.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama